Saturday, December 20, 2014

MotoGP: FIM Tetapkan Regulasi 2015


ManiakMotor – Balapan boleh libur. Tapi, utak-atik peraturan jalan terus agar sirkus MotoGP tetap layak tonton. Terutama untuk perimbangan kekuatan tim peserta, agar nggak berat sebelah. Diusahakan adil! Seperti itu tokoh-tokoh penting MotoGP menggelar rapat khusus di Madrid, Spanyol, Kamis (18/12).

Selain menetapkan sejumlah perombakan regulasi untuk 2015 di kelas MotoGP, Moto2 dan Moto3, rapat penting itu juga membahas rencana regulasi 2016. Rapat dipimpin bos Dorna Sports Carmelo Ezpeleta dan dihadiri wakil FIM (Federasi balap Motor Internasional), MSMA (Asosiasi Manufaktur), dan IRTA (Asosiasi Tim Balap). Juga hadir para pentolan tim pabrikan macam Shuhei Nakamoto (Honda), Lin Jarvis (Yamaha), dan Luigi Dall’Igna (Ducati).

Selain menyentuh aturan protokol dan prosedur balapan, rapat ini menghasilkan keputsan penting 2015 dan 2016. Musim depan, status Honda dan Yamaha tetap sebagai tim pabrikan. Ducati sebagai tim Factory2 seperti musim 2014, sama halnya dengan pendatang baru Suzuki dan Aprilia. Kedua merek ini boleh menggunkan fasilitas seperti Ducati sepanjang 2014. Suzuki dan Aprilia silakan melakukan tes lebih banyak untuk pengembangan. Jatah mesin 12 unit per musim, serta kapsitas tangki bahan bakar 24 liter. Honda dan Yamaha tetap dibatasi 5 unit mesin per tahun dan balapan dengan bahan bakar 20 liter.

Untuk 2016 disepakati semua tim dibatasi bahan bakar 22 liter, sementara jatah mesin belum ditetapkan. Hal prinsip lainnya pada 2016 adalah penggunaan ECU yang mulai distandarkan untuk semua tim. Itu sekalian penyesuaian dengan Michelin selaku pemasok ban tunggal yang menggantikan Bridgestone.

Keputusan teknis lainnya adalah pembatasan anggaran untuk area pengereman. Mulai 2015 biaya untuk sebuah paket rem (terdiri dari cakram, kampas, kaliper, dan master rem) tak boleh lebih dari 70.000 Euro atau sekitar Rp 1,1 miliar. Jika sebuah tim memilih tidak pakai kaliper dalam sistem pengeremannya maka dana yang dialokasikan tak boleh lebih dari 60.000 Euro. Soal ini perlu diatur karena rem menjadi salah satu bagian vital dalam balapan. Ya kalau nggak ada rem istilah gas pol rem blong akan kenyataan, heheka. Intinya perangkat ini juga bagian jor-joran dana yang nggak mengenakkan buat tim yang dompetnya tipis.

Urusan nonteknis, terpenting adalah tak ada lagi kewajiban Race Direction untuk dengar pendapat dalam menjatuhkan penalti ringan (poin – di bawah 3, starting grid – di bawah tiga urutan, maupun denda uang – di bawah 1000 Euro). Si pembalap yang terkena hukuman langsung bisa dieksekusi tanpa pembelaan. Selama ini dimungkinkan berdebat dulu untuk semua keputusan dan itu sangat menjengkelkan.

No comments:

Post a Comment